Thursday, March 21, 2013

Makalah Produk-produk Indonesia Go Internasional

 Produk-Produk Indonesia Go Internasional
     Kita tahu, Indonesia yang kaya ini mempunyai potensi yang sangatlah besar dalam berbagai sektor. Mulai dari sumber daya alam, pariwisata, dan budaya atau adat istiadat. Tetapi semua itu belum dikelola dan digali dengan baik oleh masyarakat Indonesia sendiri.     
  
            Pada dasarnya di Indonesia banyak komoditas pertanian primer, seperti beras, kelapa sawit, kopi, dan kedelai dapat dimaksimalkan dengan baik. Lantaran tidak dikelola dengan baik, akhirnya impor sering menjadi pilihan terakhir, termasuk impor budaya. Sering Indonesia juga tidak bisa menahan serbuan impor pertanian, yang di mana kualitaslebih bagus dan harganyapun lebih murah disbanding harga dalam negeri.

Selain itu banyak dari kita yang terlalu membanggakan apa yang kita gunakan adalah produk luar negeri, seakan kita lebih berkelas menggunakannnya. Mulai dari fashion, alat rumah tangga dll produk, yang penting luar negeri! Ternyata, banyak produk dalam negeri yang jadi pemasok merk - merk mahal dan terkenal dari luar negeri. Kalau pandangan kita terus dibiarkan seperti ini, produk dalam negeri kita akan menerus tidak ada dukungan dari dalam negeri untuk mempopulerkan di luar negeri. Ada juga produk dalam negeri mulai dibanggakan setelah produk  itu bisa menembus pasar luar negeri, baru setelah itu masyarakat dalam negeri membanggakan dan mengenal hasil produk  itu dari dalam negeri sendiri.

Efek dominonya bisa menjadikan pembengkakan pada anggaran rutin dari APBN, dan menyempitnya anggaran pembangunan, yang sebenarnya kalau dialokasikan kepada masyarakat kalangan bawah, dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang turun-temurun, yang salah satu sebabnya adalah kurangnya apresiasi terhadap produksi dalam negeri.

Kita harus bangga dan mendukung  brand dalam negeri kita. Dengan ada dukungan dari konsumen dalam negeri, merk/brand dari dalam negeri bisa lebih cepat terkenal dan go internasional. Karena produk dalam negeri juga memiliki standar internasional yang membanggakan.

Semoga artikel berikut ini bisa sedikit menggugah rasa cinta kita akan produk Indonesia. Jangan sampai produk dalam negeri kita lebih dulu dikenal diluar negeri baru kita mangenalnya. Kita harus lebih mencintai produk dalam negeri kita sebelum mereka mencintai produk kita.

            Bila dicermati, kita mempunya banyak pekerja Indonesia yang disia-siakan atau tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintahsendiri. Sebagai contoh petani yang berada di luar negeri meskipun masyarakat petaninya minoritas itu memiliki perlindungan dan fasilitas dari pemerintah seperti subsidi, insentif, dan stimulus ekonomi,. Sebaliknya di Indonesia yang mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani, mereka malah kurang diperhatikan dengan baik oleh pemerintah. .

            Pada 1923, Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging) mengeluarkan pernyataan bahwa tiap warga Indonesia harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan bangsa dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri terlepas dari bantuan orang lain. Kita juga dapat mengambil contoh perkataan Wakil Presiden Indonesia pertama, Bung Hatta, "Dengan memakai prinsip nonkooperatif, suatu kebijaksanaan menyandarkan diri pada kekuatan sendiri, yaitu suatu kebijaksanaan berdiri di atas kaki sendiri akan mengumandangkan perasaan hormat pada diri sendiri ke dalam kalbu rakyat Indonesia. Sebab hanya suatu bangsa yang telah menyingkirkan perasaan tergantung saja yang tidak takut akan hari depan. Hanya suatu bangsa yang paham akan harga dirinya maka cakrawalanya akan terang benderang”.

Indonesia sebenarnya sudah mempunyai beberapa brand-brand lokal yang telah berjaya di dunia internasional. Produk-produk asli Indonesia tidak kalah dengan produk-produk luar negeri, itu yang memotivasi program Aku Cinta Indonesia (ACI) yang dicanangkan Presiden pada pembukaan Inacraft 2009. Pada kesempatan tersebut, bersamaan dengan peluncuran logo 100% Indonesia, untuk ke depannya tren ini akan semakin menguat, terutama setelah Departemen Perdagangan juga menetapkan target yaitu 200 brand lokal bisa go international pada tahun 2010. Target yang cukup ambisius, mengingat kondisi perekonomian kini sedang mengalami krisis global.

"Sudah mencapai sekitar 175, mudah-mudahan tahun 2010 tercapai (200)," kata Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Kementerian Perdagangan  Hesti Indah Kresnarini saat ditemui di kantor Kementerian,  Jakarta, Selasa (5/1/2009).

Kita harus optimis karena di balik risiko selalu ada opportunity. Jika pasar internasional itu memang feasible untuk diraih, dan Departemen Perdagangan mendukung dengan sangat kuat, maka mungkin saja target tersebut akan dicapai. Dalam hal ini, Badan Ekspor Pengembangan Nasional (BPEN) nantinya merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam meningkatkan branding produk lokal ke pasar internasional.
Brand yang sudah berpotensi melebarkan sayap saat ini dan memulai kiprahnya di dunia internasional dan berpotensi untuk terus melebarkan sayapnya. Berikut ini adalah beberapa kisah suksesnya.


Indomie


Nyaris tiada satupun penduduk Indonesia yang tidak mengenal merek ini, Indomie. Indomie merupakan merek mi instan terpopuler di Indonesia, bahkan merek ini sudah menjadi sebutan tersendiri bagi mi instan. Meskipun merujuk pada mi instan lain, orang seringkali menyebutnya Indomie.
Kontribusi penjualan Indomie terhadap pendapatan Indofood merupakan yang terbesar, yakni sekitar 28%, dengan sebagian besar penjualan berasal dari produk Indomie Goreng, yang mungkin juga jadi favorit Anda. Yang mungkin belum banyak diketahui, selain populer di Indonesia, Indomie juga sudah menembus pasar luar negeri seperti Asia, Australia, AS, Eropa, hingga Afrika.
Dalam merambah pasar internasional, Indofood membuka fasilitas produksi mie instan di berbagai negara, seperti di Jeddah, Saudi Arabia, dan Nigeria. Selain itu, Indofood juga memasarkan Indomie dengan menggunakan cara lisensi, seperti kepada Pinehill Arabia Food Limited (Saudi Arabia) dan De United Food Industries Limited (Nigeria), yang keduanya memperoleh hak untuk menggunakan merek Indomie di negaranya masing-masing. Bahkan, di Nigeria, yang merupakan pasar mie instan terbesar ke-13 di dunia, Indomie sudah seperti makanan pokok dan dianggap sebagai makanan asli Nigeria sendiri.


Mustika Ratu

            Mustika Ratu merupakan contoh sukses perusahaan lokal yang menembus pasar internasional. Produk-produk Mustika Ratu cakupannya cukup luas, mulai dari aneka ragam kosmetik, hingga minyak telon dan Slimming Tea.


Sepanjang tahun 2008, Mustika Ratu membukukan prestasi yang mengagumkan, dimana penjualannya meningkat sebesar 30%, padahal menurut survei dari Nielsen, industri kosmetik nasional hanya tumbuh 15%. Penjualan ini juga ditunjang oleh ekspor, yang kontribusinya mencapai 30% dari total penjualan. Pasar ekspor Mustika Ratu sendiri sudah sampai ke Malaysia, Brunei, Arab Saudi, Timur Tengah, Hong Kong, hingga Afrika. Malaysia merupakan pasar ekspor terbesar, karena kontribusinya hingga 50% terhadap total penjualan ekspor.


Es Teler 77

            Es Teler 77 pertama kali didirikan oleh Sukyatno Nugroho setelah mertuanya, Murniati Widjaja, memenangkan lomba es teler nasional pada tahun 1982. Awalnya, gerai mereka hanya sebuah warung tenda biasa yang terletak di sebuah gedung perkantoran Jakarta, namun kini gerainya dapat kita temukan di berbagai pusat perbelanjaan. Konsep utama dari Es Teler 77 adalah menyajikan makanan dan minuman yang asli Indonesia dengan resep orisinil, seperti mie ayam, bakso, otak-otak goreng, dan tentunya es teler yang menjadi andalan.



Untuk mendukung perkembangannya, Es Teler 77 menerapkan sistem waralaba (franchise) yang memungkinkannya kini telah mempunyai lebih dari 200 cabang, termasuk di luar negeri. Di luar negeri, gerai Es Teler 77 berhasil menembus pasar di Singapura, Malaysia, hingga Australia. Kunci sukses Es Teler 77 adalah karena tingginya tingkat permintaan dari warga negara Indonesia yang tinggal di kedua negara tersebut. Es Teler 77 diperkirakan masih berpotensi untuk melebarkan sayapnya secara global, terutama di negara-negara dengan warga negara Indonesia dalam jumlah cukup banyak.



Edward Forrer

            Meskipun terdengar berbau Italia, Edward Forrer adalah merek asli Indonesia yang sudah menembus beberapa pasar internasional. Merek Edward Forrer berasal dari nama pemiliknya sendiri, yakni Edward Forrer, yang hanya merupakan lulusan SMA kemudian menjadi pengusaha sepatu di Bandung. Selepas kesuksesan di Kota Kembang, Edward Forrer melebarkan sayap hingga ke berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Sementara itu, untuk memulai go international kini Edward Forrer mempunyai outlet di Australia, Malaysia dan Hawaii.



Dengan mengusung nama yang berbau asing, tentunya merek ini bisa lebih mudah menembus pasar luar negeri. Apalagi, sepatu yang dihasilkan berkualitas tinggi dan tidak kalah dengan produk asing. Seiring dengan langkah globalnya, visi ambisius Edward Forrer yakni “The best shoes store in the world” menjadi impian yang semakin mendekati kenyataan.

Petersaysdenim

            Brand pakain remaja asal Bandung baru-baru ini mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia setelah brand ini berhasil menembus pasar Internasional. Petersaysdenim telah mempunyai beberapa outlet di luar negeri antaralain di Singapore, Malaysia, Australia dan Canada. Dan mempunyai outlet dalam negeri di Bandung dan Bali. 

 



Banyak juga yang mengira brand ini berhasal dari luar negeri karena brand ini mempromosikan dengan cara menjadi sponsor band-band asal luar negeri. Mereka sering mengadakan event-event di dalam negeri maupun di luar negeri. Mereka lebih sering mengadakan event itu di luar negeri. Event itu antara lain kompetisi skateboard, kontes photography, dan konser band-band remaja luar maupun dalam negeri yang sedang popular. Dengan begitu fans dari band tersebut mengikuti gaya berpakaian personil band tersebut.  Tetapi banyak juga band asal luar negeri yang mereka populerkan lewat Petersaysdenim. Mereka menyeponsori mulai dari pembuatan video clip, cd album, dan pakaian saat mereka perform.
Selain nama-nama tersebut, sebenarnya masih banyak merek lain yang berjaya di dunia internasional, seperti Ceres, Sido Muncul ataupun Sosro. Sementara itu, produk-produk Garudafood, Maspion, Mayora, Sari Ayu dan banyak lagi lainnya mempunyai potensi untuk tampil di pentas internasional.
Hanya saja, yang perlu dicermati adalah tantangan perekonomian yang kini terjadi di level global serta pemahaman yang baik mengenai berbagai aspek konsumen global. Jika konsumen global sudah dipahami dengan baik, maka bukan tidak mungkin dalam kurun waktu beberapa tahun lagi kita akan melihat semakin banyak merk-merk Indonesia yang populer di seluruh dunia.
Karena itu, sebagai masyarakat Indonesia marilah kita mulai dari individu masing-masing dan mengajak lingkungan sekitar untuk mencintai dan menggunakan produk dan budaya negara kita sendiri. Kita tidak akan bergantung lagi dengan produk asing, karena kita percaya bahwa kita mampu memproduksi hasil sumber daya alam dengan kualitas yang lebih baik juga



Daftar Pustaka
Belantaraindonesia.org
Cianjur-online.com
Andrewiwanto.wordpress.com

0 comments:

Post a Comment